Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Berikut ini merupakan apa itu pengertian hakikat ilmu pengetahuan alam atau IPA

Yang pertama Hakikat IPA sebagai proses:
Bundu (2006: 12) menyatakan bahwa proses sains adalah sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu untuk memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu itu selanjutnya. Keterampilan proses tersebut dapat dipelajari melalui pengamatan, klasifikasi, inferensi, merumuskan, hipotesis, dan melakukan eksperimen.
Trianto (2010: 137) berpendapat, “IPA sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru”. Proses-proses IPA yang termasuk ke dalam keterampilan proses IPA dasar adalah: (1) mengamati, (2) mengukur, (3) mengklasifikasi, (4) menginterpretasi, (5) memprediksi, (6) mengkomunikasikan hasil, (7) menggunakan alat, (8) menarik kesimpulan.
Berdasarkan kedua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA sebagai proses adalah beberapa kegiatan atau keterampilan untuk mengkaji fenomena alam untuk memperoleh pengetahuan baru atau menyempurnakan pengetahuan tentang alam tersebut.

Yang kedua Hakikat IPA sebagai produk:
Trianto (2010:137) berpendapat, “IPA sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan disekolah maupun diluar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran atau dissisminai pengetahuan”. Trianto juga menambahkan produk ilmiah tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal.
Sarkim (dalam Bundu, 2006: 11) berpendapat “Sains sebagai produk berisi prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori, yang dapat menjelaskan dan memahami alam dan berbagai fenomena yang terjadi di dalamnya”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan IPA sebagai produk adalah sekumpulan pengetahuan yang diperoleh dari sekolah maupun luar sekolah yang merupakan hasil dari suatu proses bisa berupa prinsip, hukum, dan teori tentang alam.

Yang ketiga Hakikat IPA sebagai sikap ilmiah:
Menurut Dawson (dalam Bundu, 2006: 13) sikap ilmiah dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu seperangkat sikap yang jika diikuti akan membantu proses pemecahan masalah dan seperangkat sikap yang menekankan sikap tertentu terhadap IPA sebagai suatu cara memandang dunia serta dapat berguna bagi pengembangan karir di masa yang akan datang. Yang termasuk dalam pengelompokan sikap yang pertama adalah: (1) kesadaran akan perlunya bukti ketika mengemukakan suatu pernyataan, (2) kemauan untuk mengembangkan interpretasi atau pandangan lain, (3) kemauan untuk melakukan kegiatan eksperimen atau kegiatan lainnya dengan hati-hati, (4) menyadari adanya keterbatasan dalam penemuan keilmuan. Sedangkan yang termasuk dalam pengelompokan sikap yang kedua adalah: (1) rasa ingin tahu terhadap dunia fisik atau biologis serta cara kerjanya, (2) pengakuan bahwa IPA dapat membantu memecahkan masalah individu dan global, (3) memilki rasa antusiasme untuk menguasai pengetahuan dengan metode ilmiah, (4) pengakuan pentingnya pemahaman keilmuan; (5) Pengakuan bahwa IPA adalah aktivitas manusia, (6) pemahaman hubungan antara IPA dengan bentuk aktivitas manusia lainnya.
Jadi, pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki tiga unsur utama yaitu IPA sebagai proses, produk dan sikap ilmiah.

Nah demikianlah Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), semoga bermanfaat bagi adik-adik kuliah yang membutuhkannya. Jangan lupa share ke temaan-teman yang membutuhkan informasi ini.

2 komentar untuk "Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)"